Al-Qur’an kuno merupakah salah satu warisan kebudayaan Islam Indonesia. Ia merupakan hasil interaksi manusia dengan alam sekitarnya sekaligus kesatuan beberapa unsur budaya setempat. Hal yang diungkap dalam tulisan ini yaitu unsur-unsur yang melekat pada penyalinan sebuah naskah Al-Qur’an kuno, antara lain tradisi penyimpanan naskah, nama-nama penyalin, tradisi ornamentasi, serta pembuatan kertas, tinta dan penjilidan. Penelitian ini menemukan bahwa Al-Qur’an kuno di Sumenep dihasilkan dari akar budaya setempat. Sumenep memiliki nama-nama penyalin Al-Qur’an dari ulama sampai sultan. Kebutuhan akan tinta, kertas dan penjilidan juga tersedia di daerah tersebut. Hanya pembelian kertas Eropa yang harus melalui pemerintah Hindia Belanda. Ragam hias Al-Qur’an Sumenep memiliki kesamaan dengan ornamen bangunan dan benda-benda kuno yang ada di Sumenep. Komposisi ornamennya berwarna cerah dengan pola besar, tidak detail. Sesuatu yang khas dalam tradisi Al-Qur’an di kawasan ini adalah tradisi penyimpanan Al-Qur’an di langgar. Sumenep merupakan skriptorium naskah, dan keberadaan Al-Qur’an kunonya melengkapi tinggalan benda-benda keislaman wilayah ini.